Tuesday, August 14, 2018

Semenjana

Puan penuh dengan celah dan kesah
Hatinya kerap goyah pula imannya
Puan yang jauh dari taat apalagi tirakat
Terlena dunia mencari dia yang bahkan tak pedulikannya
Aduhai puan sayang
Sungguh kasihan

Puan berupaya menjadi bunga dan baja
Meneladani cerita istri-istri nabi dan mukminat lainnya
Bersolek sedemikian rupa
Berjuang segala cara
Aduhai apa daya
Puan hanyalah perempuan semenjana
Semenjana saja

Tuesday, July 24, 2018

Senyum Tuan

Senyum Tuan masih puan simpan
Kadang menjelma jadi embun di sudut pelupuk mata
Lalu esoknya berubah jadi selaksa doa
Esoknya lagi hilang tiba-tiba

Sore ini senyum Tuan datang lagi
Kali ini tak sendiri
Bersamanya ada rerupa cerita baru
Sayangnya tak ada nama puan di situ
 

Friday, May 25, 2018

Pengingat

Sebulan lagi, usia saya genap 26 tahun. Saya masih sama seperti pertama kali menulis di blog ini. Saya tidak berubah banyak, hanya berat badan yang terus bertambah dan kulit wajah yang mulai dihiasi kerutan halus. Kedua hal yang saya syukuri. Di usia saya yang lewat seperempat abad ini, di saat orang-orang mulai berbisik bicara di belakang maupun terang-terangan berbicara di depan tentang saya yang belum menikah, saya masih terus bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah. Apalagi yang bisa saya lakukan selain terus berprasangka baik? Tidak ada. Orang-orang mulai menasihati saya untuk tidak terlalu memilih pasangan hidup. Masalahnya adalah saya tidak sepemilih seperti yang mereka bayangkan. Bahkan mereka tidak pernah bertanya tentang kriteria pasangan hidup saya, tidak pernah mengetahui hidup seperti apa yang sudah saya lalui dan saya dambakan. Yang ada di benak mereka adalah saya belum menikah karena saya terlalu memilih atau karena saya belum move on. Sejatinya tidak demikian. Saya tidak memilih karena memang belum menemukan pilihan. Sesederhana itu. Pun, saya sudah sejak lama tidak mengingat masa lalu saya. Apapun itu, saya bersyukur bahwa masih banyak orang yang  peduli dan mengkhawatirkan saya. Saya anggap itu bentuk sayang mereka. 

Saya sangat sering mendengar ucapan heran dari orang-orang. "Masak sih perempuan seperti kamu tidak ada yang suka?" atau "Nggak mungkin kalau belum punya calon." bahkan yang hiperbola seperti "Kamu kurang apa sih? Sholihah iya. Baik. Pintar. Berpendidikan. Nasabnya jelas. Orang tua berkecukupan. Manis. Dewasa. blablabla..." juga tidak jarang saya temui dari orang-orang dekat saya. Justru saya yang harusnya heran. Saya tidak sebaik yang mereka kira. I'm not that good. Saya masih banyak kurangnya. Hanya mungkin sama Allah ditutupin sedemikian rupa. Terlepas dari semua itu, saya masih bersyukur dan berprasangka baik sama Allah. Mungkin saya belum siap makanya Allah belum memberikan jodoh sekarang. Saya selalu percaya bahwa Allah sebaik-baik perencana. Rencana-Nya tidak pernah meleset. 

Tulisan ini sejatinya adalah pengingat untuk diri saya sendiri. Pengingat untuk terus bersyukur dan berprasangka baik. Saya selalu takut kalau suatu hari saya mulai resah dan meragukan ketentuan Allah. Saya takut ketika pertanyaan "kapan nikah?" dari orang-orang menjadikan saya marah pada Allah. Saya beriman pada qadla' dan qadar, tapi iman juga bisa naik dan turun. Semoga tulisan ini menjadi pengingat ketika iman saya mulai lemah, ketika hati saya mulai resah. Saya tidak pernah berhenti berdoa untuk diri saya dan jodoh saya yang entah siapa. Semoga saya dan Tuan selalu bersyukur dan berprasangka baik apapun keadaannya. Saya juga berdoa semoga saya dan Tuan dimudahkan jalannya untuk saling menemukan, menyembuhkan, dan menyempurnakan satu sama lain. Kalau Tuan baca ini, Aamiin-kan jangan?


Sunday, September 10, 2017

Jodoh

Perkara jodoh seperti halnya menanyakan makna "Alif Lam Mim" pada ayat pertama surat al-Baqarah. Hanya Allah yang tahu. Semisterius dan serahasia itu. Di usia seperempat abad ini, di saat teman-teman sebaya sudah menemukan jodohnya menggenapkan separuh agamanya, saya masih belum tahu siapa jodoh saya. Saya tidak punya keberanian untuk menerka-nerka siapa jodoh saya, apalagi menyimpan ekspektasi terkait hal ini. Belajar dari pengalaman handai taulan dan kawan, jodoh tidak diketahui rumus menemukannya. Mutlak ia pilihan Yang Kuasa. 

Hari ini saya belajar lagi, dari pengalaman seorang kawan. Kisah kasih kawan saya tidak mudah. Bertahun-tahun saling sayang, saling berjuang, nyatanya tidak berakhir di pelaminan. Selama ini saya menjadikan mereka panutan bahwa sayang artinya harus saling berjuang, berjuang artinya saling menguatkan. Saya kerap berdoa semoga diberi kekuatan seperti mereka untuk saling sabar memperjuangkan satu sama lain. Bahkan, saya pernah menangis diam-diam sepanjang perjalanan dari Azbakeya hingga Nasr City menyaksikan betapa syahdunya kisah mereka. Lalu hari ini saya tahu bahwa mereka tidak berjodoh. Saya sedih luar biasa. Jangan tanya keadaan kawan saya. Dia runtuh. Sekali lagi, saya belajar bahwa jodoh tidak diketahui rumus menemukannya. Mutlak ia pilihan Yang Kuasa.


Thursday, October 27, 2016

Satu Purnama di Negeri Seribu Menara

Tulisan ini diketik tepat sebulan semenjak kedatangan saya di negeri seribu menara, Mesir. Setelah melewatkan dua tahun tanpa mengabadikan apapun di blog ini, rasanya rugi sekali jika saya tidak membagikan apapun yang saya alami di Mesir. Berada di bumi kinanah ini adalah keinginan saya sejak lama, sejak saya masih usia belasan. Saya ingat betul saya pernah bercita-cita untuk diberi kesempatan belajar di bumi para nabi selepas saya sekolah. Saya bahkan sudah berniat menyiapkan hafalan sekian juz untuk bekal berangkat, tapi niat saja ternyata tidak cukup. Cita-cita belajar di Mesir menguap begitu saja, hilang entah ke mana. Sepuluh tahun setelahnya, Allah membuka jalan saya untuk pergi ke Mesir, tentu saja tanpa syarat hafalan sekian juz, tanpa tes, dan tentu saja tanpa biaya. Saya tahu Allah adalah perencana terbaik, skenario-Nya selalu lebih indah dari sutradara mana pun. 

Hari ini tepat satu purnama saya berada di Mesir. Saya mulai terbiasa dengan bisingnya Kairo, mulai menikmati pergi ke mana saja berjalan kaki lalu berkali-kali ganti angkutan umum. Kairo memang tidak senyaman Jogja, tapi tidak lantas membuat saya kecewa. So, let's enjoy this amazing journey!


Thursday, October 30, 2014

Alles Gute zum Geburtstag Zia!



Selamat bulan Oktober kesayanganku Oktavira!
Memang sudah lewat tanggal 21, tapi tak apa selama Oktober belum berakhir ya sayang.
Apapun itu, semoga kamu sehat di sana.
Baik-baik di negeri orang ya, nikmati waktu-waktu terbaikmu di belahan Eropa sana.
Saya tidak bisa memberi apa-apa. 
Saya hanya bisa berdoa kamu diberi kekuatan lebih untuk terus mengejar mimpi kamu, dilindungi dari segala bahaya, serta dicurahkan rahmat-Nya yang tak terhenti. 
Selamat bulan Oktober kesayanganku Oktavira!
Alles Gute zum Geburtstag Zia!

Love
Zainurrakhmah


Monday, April 14, 2014

Fall in Love

"Fall in love with someone who wants you, who waits for you. who understands you even in the madness; someone who helps you, and guides you, someone who is your support, your hope. Fall in love with someone who talks with you after a fight. Fall in love with someone who misses you and wants to be with you. Do not fall in love only with a body or with a face; or with the idea of being in love"
Yes, I agree. Do not fall in love with someone who hurts you and yaaa do not fall in love with someone who betrays his God, do not!