Sunday, May 26, 2013
Dekat
Ada banyak yang belum tertumpah hingga akhirnya menggumpal menjadi amarah, kesah, dan lelah. Saya melewati fase di mana akhirnya saya merasa jauh, jauh dari Yang Maha Dekat. Sayangnya, untuk kembali pada-Nya yang layak menjadi tempat berpulang tidak semudah yang dikatakan dan dibayangkan. Saya sadar saya benar-benar telah jauh. Maka, izinkanlah saya dekat, mendekat, dan kembali dekat. Saya tidak tahu lagi harus mendekati siapa jika hanya Engkau lah yang sebenar-benarnya dekat. Sekali lagi, izinkanlah saya dekat kembali, saya mohon...
Saturday, April 20, 2013
Mendengar
Mungkin saya terlalu banyak berbicara hingga mendengar saja lupa bagaimana caranya. Sungguh, saya lupa. Tuhan akhirnya tahu bagaimana menegur kealpaan saya. Saya harus mendengar. Saya mendengar keluhan, keputusasaan, kebahagiaan, berita gembira, tawa, luka, dan juga ancaman. Saya harus mendengar semua-muanya hingga saya tak lagi banyak bicara. Saya harus mendengar keluh teman kost saya. Saya mendengar asa kawan yang pecah di titik nadir. Saya mendengar bahagia dari seberang pulau nun jauh di sana. Pula saya mendengar ancaman dari pengecut via telepon di suatu malam bersambut hujan. Saya diingatkan bahwa pada akhirnya manusia memang harus banyak mendengar, bukan berbicara. Maka, saya tidak ingin apa-apa. Saya hanya ingin menjadi pendengar yang baik, yang mendengar sepenuh hati untuk kemudian belajar agar tak tinggi hati. Kini, saya sampaikan terima kasih kepada siapapun yang memaksa saya untuk mendengar, tak terkecuali untuk kamu, kamu yang berhati kerdil.
*kepada siapapun, khususnya kamu yang berhati kerdil yang hanya berani mengancam anak gadis orang
*kepada siapapun, khususnya kamu yang berhati kerdil yang hanya berani mengancam anak gadis orang
Monday, March 4, 2013
Thursday, February 28, 2013
Maaf
"Karena memohon ampun kepada Tuhan berarti pembebasan dari hukuman (siksa neraka), dan memohon maaf kepada orang juga menjadi syarat dari pengampunan Tuhan, maka konon salah satu kiat setan paling mutakhir untuk menjerumuskan manusia adalah 'membenarkan' semua tindakan dan ucapan manusia sehingga tidak pernah merasa bersalah. Dengan demikian, manusia pun tidak akan memohon ampun atau meminta maaf."
KH. A. Mustofa Bisri
Ultah
Pertama, saya ingin minta maaf. Saya tiada bermaksud dusta. Sungguh, hari ini bukanlah hari ulang tahun saya. Saya hanya ingin merayakan peringatan hari lahir saya secara sederhana dan sendiri. Saya hanya ingin tahu siapa saja yang nantinya tetap ada di sisi saya dan mengingat hari bahagia saya setulus-tulusnya tanpa reminder dari jejaring sosial. Saya punya cara hidup sendiri. Boleh kan?
Kedua, saya ingin berterima kasih. terima kasih untuk pesan-pesan singkat yang masuk dalam Asha 302 butut ini. Terima kasih untuk doa-doa yang terlantun di kronologi facebook. Terima kasih untuk adik-adik angkatan yang rela menyapa dan berucap "Selamat ulang tahun ya mbak". Asykurukum Syukran Jazilan.
Ketiga, tidak semuanya yang ada di jejaring sosial harus benar kan? #selftoyor
Keempat, saya masih ganjil 21. Genapnya masih nanti, 24 Juni mendatang jika nafas saya masih terus berhembus seizin Allah.
Kelima, adakah yang lebih menyedihkan daripada berkurangnya umur dan kemudian kamu menjadi udzur tanpa bermanfaat bagi ummat?
Prakata
Siang ini ada bahagia muncul di beranda saya. Ada binar-binar surga di sela keruwetan otak saya. Izinkan saya melempar tanya. Hal apa yang membahagiakanmu selain hidupmu dipenuhi cinta? Tak ada. Maka, marilah turut serta berbahagia bersama saya dan adik saya semasa sekolah =D
Saya memang terlalu sibuk mengejar ci[n]ta hingga hati saya tak jua berpaut pada siapapun. Sedih? Iya,
Siapapun yang sedang dipenuhi cinta, bersyukurlah. Ia menggenapkan bahagiamu yang ganjil. Ia menutup dukamu yang sendu. Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?
Arumdalu 04,
dengan otak yang kembali menjumputi morfem untuk bahan skripsi
Saturday, February 23, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)