Saturday, April 20, 2013

Mendengar

Mungkin saya terlalu banyak berbicara hingga mendengar saja lupa bagaimana caranya. Sungguh, saya lupa. Tuhan akhirnya tahu bagaimana menegur kealpaan saya. Saya harus mendengar. Saya mendengar keluhan, keputusasaan, kebahagiaan, berita gembira, tawa, luka, dan juga ancaman. Saya harus mendengar semua-muanya hingga saya tak lagi banyak bicara. Saya harus mendengar keluh teman kost saya. Saya mendengar asa kawan yang pecah di titik nadir. Saya mendengar bahagia dari seberang pulau nun jauh di sana. Pula saya mendengar ancaman dari pengecut via telepon di suatu malam bersambut hujan. Saya diingatkan bahwa  pada akhirnya manusia memang harus banyak mendengar, bukan berbicara. Maka, saya tidak ingin apa-apa. Saya hanya ingin menjadi pendengar yang baik, yang mendengar sepenuh hati untuk kemudian belajar agar tak tinggi hati. Kini, saya sampaikan terima kasih kepada siapapun yang memaksa saya untuk mendengar, tak terkecuali untuk kamu, kamu yang berhati kerdil. 


*kepada siapapun, khususnya kamu yang berhati kerdil yang hanya berani mengancam anak gadis orang