Friday, May 25, 2018

Pengingat

Sebulan lagi, usia saya genap 26 tahun. Saya masih sama seperti pertama kali menulis di blog ini. Saya tidak berubah banyak, hanya berat badan yang terus bertambah dan kulit wajah yang mulai dihiasi kerutan halus. Kedua hal yang saya syukuri. Di usia saya yang lewat seperempat abad ini, di saat orang-orang mulai berbisik bicara di belakang maupun terang-terangan berbicara di depan tentang saya yang belum menikah, saya masih terus bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah. Apalagi yang bisa saya lakukan selain terus berprasangka baik? Tidak ada. Orang-orang mulai menasihati saya untuk tidak terlalu memilih pasangan hidup. Masalahnya adalah saya tidak sepemilih seperti yang mereka bayangkan. Bahkan mereka tidak pernah bertanya tentang kriteria pasangan hidup saya, tidak pernah mengetahui hidup seperti apa yang sudah saya lalui dan saya dambakan. Yang ada di benak mereka adalah saya belum menikah karena saya terlalu memilih atau karena saya belum move on. Sejatinya tidak demikian. Saya tidak memilih karena memang belum menemukan pilihan. Sesederhana itu. Pun, saya sudah sejak lama tidak mengingat masa lalu saya. Apapun itu, saya bersyukur bahwa masih banyak orang yang  peduli dan mengkhawatirkan saya. Saya anggap itu bentuk sayang mereka. 

Saya sangat sering mendengar ucapan heran dari orang-orang. "Masak sih perempuan seperti kamu tidak ada yang suka?" atau "Nggak mungkin kalau belum punya calon." bahkan yang hiperbola seperti "Kamu kurang apa sih? Sholihah iya. Baik. Pintar. Berpendidikan. Nasabnya jelas. Orang tua berkecukupan. Manis. Dewasa. blablabla..." juga tidak jarang saya temui dari orang-orang dekat saya. Justru saya yang harusnya heran. Saya tidak sebaik yang mereka kira. I'm not that good. Saya masih banyak kurangnya. Hanya mungkin sama Allah ditutupin sedemikian rupa. Terlepas dari semua itu, saya masih bersyukur dan berprasangka baik sama Allah. Mungkin saya belum siap makanya Allah belum memberikan jodoh sekarang. Saya selalu percaya bahwa Allah sebaik-baik perencana. Rencana-Nya tidak pernah meleset. 

Tulisan ini sejatinya adalah pengingat untuk diri saya sendiri. Pengingat untuk terus bersyukur dan berprasangka baik. Saya selalu takut kalau suatu hari saya mulai resah dan meragukan ketentuan Allah. Saya takut ketika pertanyaan "kapan nikah?" dari orang-orang menjadikan saya marah pada Allah. Saya beriman pada qadla' dan qadar, tapi iman juga bisa naik dan turun. Semoga tulisan ini menjadi pengingat ketika iman saya mulai lemah, ketika hati saya mulai resah. Saya tidak pernah berhenti berdoa untuk diri saya dan jodoh saya yang entah siapa. Semoga saya dan Tuan selalu bersyukur dan berprasangka baik apapun keadaannya. Saya juga berdoa semoga saya dan Tuan dimudahkan jalannya untuk saling menemukan, menyembuhkan, dan menyempurnakan satu sama lain. Kalau Tuan baca ini, Aamiin-kan jangan?