Sebab berbolak-balik kalender berganti bulan saya masih saja di tanah orang mungkin, ritual pulang adalah sesuatu yang mendebar dada saya.
Sebab bertumpuk minggu menapaki jejalanan bukan ke arah rumah saya mungkin, pulang adalah kerinduan yang tak terperi untuk menapaki aspal menuju rumah mungil saya.
Sebab beratus hari menyambut pagi tanpa orang rumah mungkin, pulang adalah sebuah sambutan dengan binar-binar ceria di senyum saya.
Sebab bertumpuk waktu tanpa masakan ibunda saya mungkin, pulang adalah degup debar dada menyaksikan menuanya ibunda saya.
Pulang adalah keniscayaan.
sebelum pulang selepas tutup buku semester empat
No comments:
Post a Comment